Pendekatan dalam penelitian tidak hanya mencerminkan berbagai pendekatan ilmiah, tetapi juga memberikan pandangan yang beragam tentang bagaimana kita memahami dan menyelesaikan masalah kompleks dalam masyarakat. Dari pendekatan mono disiplin hingga transdisiplin, setiap metode membawa nilai tambah tersendiri dalam upaya memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena yang diteliti.
Pendekatan mono disiplin, meskipun terfokus pada satu bidang ilmu, masih menjadi fondasi penting dalam penelitian. Dengan fokus yang tajam, peneliti mampu menggali secara mendalam teori dan metode yang spesifik dalam disiplin mereka. Misalnya, dalam psikologi, peneliti dapat menggunakan kerangka kerja psikologis yang sudah mapan untuk memahami perilaku manusia.
Namun, dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks, pendekatan multi disiplin menjadi semakin penting. Dengan menggabungkan berbagai disiplin ilmu, peneliti dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Ini memungkinkan untuk merumuskan solusi yang lebih komprehensif. Sebagai contoh, dalam penelitian tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia, memadukan ilmu meteorologi, kesehatan masyarakat, dan ilmu lingkungan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang dampak dan strategi mitigasi yang mungkin diperlukan.
Kemudian, pendekatan interdisiplin membawa kolaborasi ke tingkat yang lebih tinggi. Di sini, bukan hanya penggabungan disiplin ilmu yang terjadi, tetapi juga integrasi konsep-konsep dan metode-metode dari disiplin ilmu tersebut. Misalnya, dalam memahami ketimpangan sosial dan ekonomi di suatu daerah, peneliti dapat mengintegrasikan konsep ekonomi, sosiologi, dan geografi untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi pada ketimpangan tersebut.
Namun, mungkin pendekatan yang paling ambisius adalah transdisiplin. Dalam pendekatan ini, batasan antara ilmu pengetahuan, praktik, dan kehidupan sehari-hari diperdebatkan. Kolaborasi lintas disiplin tidak hanya dihargai, tetapi diwajibkan. Ini memungkinkan solusi-solusi yang tidak hanya teoritis, tetapi juga praktis dan dapat diimplementasikan dalam masyarakat. Dalam penanggulangan obesitas anak-anak, misalnya, melibatkan ahli gizi, psikolog perkembangan, pendidik, dan praktisi kesehatan bersama-sama dengan pemangku kepentingan masyarakat dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Pemilihan pendekatan penelitian yang tepat sangat tergantung pada sifat dan kompleksitas masalah yang diteliti. Peneliti perlu mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari setiap pendekatan serta bagaimana pendekatan tersebut dapat memberikan kontribusi yang paling signifikan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, penelitian tidak hanya menjadi latihan akademis, tetapi juga merupakan instrumen nyata dalam membawa perubahan positif dalam masyarakat.
Penerapan disiplin ilmu dalam konteks sosial humaniora
Mari kita lihat contoh kasus dalam studi ilmu sosial humaniora yang dapat dijelaskan menggunakan berbagai pendekatan penelitian.
Kita bisa mengambil studi tentang ketimpangan gender dalam akses terhadap pendidikan di suatu negara sebagai contoh. Dalam pendekatan mono disiplin, seorang peneliti mungkin akan memilih untuk fokus hanya pada satu bidang ilmu, seperti sosiologi. Mereka akan menggunakan kerangka kerja dan teori-teori sosiologis untuk menganalisis data dan memahami akar penyebab ketimpangan gender tersebut, seperti norma-norma sosial, struktur kelembagaan, atau faktor ekonomi.
Di sisi lain, dalam pendekatan multi disiplin, peneliti akan menggabungkan beberapa disiplin ilmu. Misalnya, dalam studi ini, peneliti dapat menggabungkan perspektif sosiologi, ekonomi, dan psikologi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang ketimpangan gender dalam pendidikan. Mereka dapat memeriksa tidak hanya faktor-faktor sosial dan struktural, tetapi juga faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi akses pendidikan bagi perempuan, serta faktor-faktor psikologis yang memengaruhi persepsi dan aspirasi perempuan terhadap pendidikan.
Dalam pendekatan interdisiplin, peneliti tidak hanya menggabungkan disiplin ilmu, tetapi juga mengintegrasikan konsep-konsep dan metode-metode dari disiplin ilmu tersebut. Dalam contoh ini, peneliti dapat mengintegrasikan konsep-konsep sosiologi, ekonomi, dan psikologi untuk menyusun strategi intervensi yang komprehensif untuk mengatasi ketimpangan gender dalam akses pendidikan. Mereka dapat memanfaatkan pengetahuan tentang faktor-faktor sosial, ekonomi, dan psikologis yang terlibat untuk merancang program-program yang efektif dalam meningkatkan akses pendidikan bagi perempuan.
Terakhir, dalam pendekatan transdisiplin, peneliti akan melibatkan kolaborasi lintas disiplin dengan praktisi dan pemangku kepentingan lain di luar dunia akademik. Dalam studi tentang ketimpangan gender dalam pendidikan, ini mungkin melibatkan kerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil untuk merancang dan melaksanakan program-program yang dapat secara konkret meningkatkan akses pendidikan bagi perempuan. Ini juga dapat melibatkan upaya untuk merubah kebijakan atau norma-norma sosial yang membatasi akses pendidikan bagi perempuan.
Dengan menggunakan berbagai pendekatan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan komprehensif tentang masalah ketimpangan gender dalam akses pendidikan, serta menghasilkan solusi-solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah tersebut.