Teori pembelajaran konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky sangat erat kaitannya dengan pembelajaran mendalam dalam pendidikan, terutama di sekolah dasar. Konstruktivisme menekankan bahwa anak-anak membangun pemahamannya sendiri melalui interaksi aktif dengan lingkungannya, pengalaman, dan refleksi. Ini sejalan dengan konsep deep learning, yang mendorong pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan penerapan pengetahuan dalam berbagai konteks.
Deep learning dalam pendidikan memang sangat sejalan dengan teori konstruktivisme Piaget dan Vygotsky karena beberapa alasan berikut:
1. Deep learning mendorong siswa untuk membangun pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman langsung, persis seperti yang diadvokasi oleh Piaget dalam teori konstruktivismenya. Contohnya, ketika guru SD mengajar tentang siklus air, alih-alih hanya menjelaskan teori, siswa melakukan eksperimen sederhana dengan memanaskan air dan mengamati prosesnya. Ini membuat siswa aktif membangun pengetahuan mereka sendiri.
2. Deep learning tidak hanya berfokus pada menghafal informasi tetapi juga pada bagaimana siswa memahami konsep secara mendalam, menghubungkan ide-ide baru dengan pengalaman sebelumnya, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan teori Piaget yang menyatakan bahwa anak-anak belajar melalui proses asimilasi dan akomodasi dalam membangun skema kognitif mereka.
3. Baik deep learning maupun konstruktivisme menekankan pentingnya menghubungkan pembelajaran dengan konteks dunia nyata. Misalnya, ketika belajar tentang pengukuran, siswa diajak mengukur berbagai benda di sekitar kelas menggunakan penggaris.
4. Vygotsky menekankan bahwa pembelajaran terjadi dalam konteks sosial melalui interaksi dengan teman sebaya dan guru (scaffolding). Dalam deep learning, pendekatan ini diterapkan melalui diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan metode pembelajaran berbasis masalah yang membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
5. Deep learning sering melibatkan pembelajaran kolaboratif, yang merupakan inti dari teori Vygotsky. Contohnya, dalam proyek sains sederhana, siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah, berbagi ide, dan belajar dari teman sebaya mereka.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya menghafal materi tetapi juga mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan keterampilan berpikir kritis yang akan berguna di masa depan. Deep learning dan konstruktivisme sama-sama menekankan bahwa pembelajaran yang efektif terjadi ketika siswa aktif membangun pengetahuan mereka sendiri, bukan sekadar menerima informasi secara pasif. Dalam konteks sekolah dasar, pendekatan ini sangat penting karena anak-anak pada usia ini belajar paling baik melalui pengalaman langsung dan penemuan terbimbing.
Referensi
Piaget, J. (1952). The Origins of Intelligence in Children. New York: International University Press.
Vygotsky, L. S. (1978). “Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes.” Harvard University Press.
Hammond, M., & Collins, R. (2013). “Deep Learning through Constructivist Teaching Approaches.” International Journal of Elementary Education.