Relevansi Deep Learning dan Tahap Stimulasi melalui Siklus Cuaca

Berbicara tentang Depp Lerning tentunya berperan baik bagi pembelajaran masa kini, dengan perkembangan di era global yang menuntut kemajuan dan kreativitas yang lebih besar. Karena pendidikan dianggap sebagai landasan pengembangan sumber daya manusia, salah satu langkah yang mungkin dilakukan adalah meningkatkan mutu pendidikan,proses belajar mengajar di lingkungan sekolah harus bertujuan untuk mengaktifkan peserta didik, meningkatkan motivasi peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik, dan menyediakan lingkungan yang kondusif.,salah satu tujuan sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan peserta didik yang kreatif. Untuk mencapai tujuan ini, penting untuk memberikan siswa pengetahuan yang diperlukan dan melatih mereka dalam berpikir kreatif. Pemikiran kreatif dapat ditingkatkan melalui pelatihan yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi sejak dini dan menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi  salah satu kendala yang sering dihadapi  sistem pendidikan formal adalah rendahnya tingkat kreativitas. Oleh karena itu, reformasi pendidikan yang terencana, terarah, dan berkelanjutan diperlukan untuk menjawab dinamika perubahan yang sedang berlangsung. . Tingkat pendidikan utama adalah sekolah dasar (SD), di mana siswa diharuskan mempelajari berbagai mata pelajaran, termasuk  mata pelajaran sains.

Deep learning dianalogikan sebagai proses berpikir secara kritis. Kata mendalam pada konteks deep learning merujuk kepada cara berpikir kritis.Berpikir dan belajar secara mendalam berarti sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha memahami sesuatu dengan lebih terpusat dan komprehensif, sehingga apa yang dipelajari menjadi lebih terstruktur dan terarah (supervised learning).Dikatakan sebagai pembelajaran terstruktur, karena dalam pendekatan deep learning aktivitas pembelajaran disusun secara terstruktur (hierarkis). Sehingga proses komputasi pada pemikiran peserta didik untuk lebih mandiri dalam berpikir dan mengambil keputusan

Tahap stimulasi  pembelajaran merupakan langkah awal dalam membangkitkan perhatian, keingintahuan, dan minat siswa terhadap materi pembelajaran. Jika pembelajaran mendalam sebanding dengan proses berpikir kritis yang mendalam, maka siklus cuaca dapat menggambarkan bagaimana fase stimulasi membantu memulai proses pembelajaran yang ditargetkan.

  • Terkait Membangkitkan Rasa Ingin Tahu Tentang Siklus Cuaca.Ada banyak fenomena berbeda dalam siklus cuaca,  seperti penguapan, kondensasi, dan hujan, yang dapat digunakan untuk merangsang rasa ingin tahu siswa. Analogi ini berlaku pada fase stimulasi, di mana peserta didik diminta untuk memahami elemen dasar sebelum beralih ke proses pembelajaran yang lebih dalam.
  • Contoh stimulus:Guru dapat menayangkan video tentang perubahan cuaca dan memulai dengan  pertanyaan seperti, “Mengapa hujan turun setelah hari yang sangat panas?” Hal ini mendorong siswa untuk  berpikir kritis dan mengeksplorasi proses di balik fenomena.Pengenalan hierarkis terhadap informasi dasar
  • Pembelajaran mendalam, pembelajaran tentang siklus cuaca  dapat dimulai dengan dasar-dasar dan meningkat ke kompleksitas yang lebih besar. Selama fase stimulasi, siswa menerima informasi awal tentang penguapan dan pembentukan awan yang akan memberikan dasar untuk memahami seluruh siklus.
  • Contoh:Seorang guru dapat secara visual mensimulasikan penguapan air dari laut hingga membentuk awan. Siswa diminta untuk menganalisis “Apa yang akan terjadi jika suhu terus meningkat?”Membangun pola berpikir untuk penyelidikan mendalam
  • Dalam fase stimulasi, kami bertujuan mengembangkan pola berpikir  yang mendalam dan kritis, sama seperti pembelajaran mendalam membangun model hierarkis untuk mengenali pola. Dalam data. Dalam konteks siklus cuaca, siswa diminta untuk mengeksplorasi bagaimana masing-masing elemen siklus saling berhubungan.
  • Contoh:Setelah siswa memahami dasar-dasar siklus, Anda dapat mengajukan pertanyaan yang menggugah pikiran seperti, “Bagaimana siklus cuaca dipengaruhi oleh perubahan iklim?” Hal ini memungkinkan siswa untuk berpikir lebih luas.Meningkatkan pemikiran mandiri melalui observasi
  • Mirip dengan pembelajaran mendalam, yang tujuannya adalah membangun sistem yang dapat belajar secara mandiri, fase stimulasi  bertujuan untuk mendorong siswa berpikir secara mandiri.
  • Contoh:Seorang guru dapat meminta siswa untuk mengamati cuaca setiap hari, mencatat perubahan yang terjadi, dan  menjelaskan siklus cuaca berdasarkan pengamatan mereka. Kegiatan ini mendorong siswa untuk menemukan pola secara mandiri.
Read also  Strategi Deep Learning dalam Pendidikan di Era Globalisasi dan Revolusi Digital

Melalui berpikir kritis, siswa dapat mengetahui kelemahan suatu mata pelajaran dan mencoba memperbaikinya. Jadi, dengan konsep ini,sekaligus menguasai keterampilan kreativitas, pemecahan masalah, dan inovasi. Melalui pemikiran kritis dengan analisis logis yang tepat, siswa dapat berkomunikasi dengan cara yang terarah dan terukur, mengembangkan kemitraan yang baik dalam dan antar tim, dan semakin mengubah arah orang. Ini akan memungkinkan Anda untuk mengikuti kemajuan dan perubahan teknologi. (Kelas et al., 2024)

DAFTAR PUSTAKA

Kelas, S., Amalia, V. S., & Azizah, N. (2024). Pembelajaran IPA Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. 2(1). https://doi.org/10.60041/ijisl

Zahra Saputri

Zahra Saputri PGSD

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.