Quarter Life Crisis Mahasiswa

Nisa Nur Azizah, PGSD (Sore) Universitas Djuanda
0
(0)

Nama: Nisa Nur Azizah

NIM: H.2210047

Kelas/Prodi: D(Sore)/PGSD

Quarter Life Crisis Mahasiswa

Fenomena krisis seperempat abad atau Quarter Life Crisis merupakan kondisi krisis yang kerap dialami oleh kaum muda pada masa transisi dari remaja menuju dewasa awal pada kisaran usia 20-29 tahun, tak terkecuali mahasiswa. Orang yang sedang mengalami quarter life crisis biasanya merasa belum memiliki gambaran jelas akan diri dan tujuan hidupnya. Quarter Life Crisis ditandai dengan adanya kekhawatiran berlebih, pesimis, cemas, dan bahkan perasaan tertekan, sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas, perasaan tertekan, hingga depresi. Quarter life crisis sendiri biasanya disebabkan karena adanya tuntutan yang dialami oleh individu pada usia dewasa awal.

Kekhawatiran yang dialami oleh mahasiswa adalah berupa kekhawatiran mengenai kelanjutan karier, pendidikan, percintaan, dan finansial. Munculnya kekhawatiran tersebut disebabkan karena adanya tuntutan diri maupun lingkungan. “Kekhawatiran yang dialami menimbulkan perilaku diri berupa perbandingan diri, insecurities, keragu-raguan, dan ketidakpuasan kondisi. Adanya kondisi tersebut menimbulkan dampak emosional, fisiologis, maupun fungsi diri.

Awal mula krisis ini ditandai dengan timbulnya berbagai emosi negatif seperti kecemasan, frustasi, hingga merasa kehilangan arah. Hal ini dapat mengarahkan individu kepada kondisi stres, depresi, atau gangguan psikologis lainnya.quarter-life crisis dinilai berdampak pada 86% kaum Milenial yang sering merasa tidak nyaman, kesepian, serta depresi dalam hidupnya. Meskipun begitu, fase ini penting untuk dialami individu agar ia mampu mengenali dirinya sendiri secara lebih mendalam serta mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Ada lima fase yang dilalui oleh individu dalam periode quarter-life crisis, yaitu:

-Fase pertama, ditandai dengan munculnya perasaan terjebak dalam situasi yang merupakan pilihan hidupnya. Ia merasa dalam mode “autopilot.”

-Fase kedua, terdapat dorongan kuat untuk mengubah situasi dan merasa bahwa perubahan itu hanya akan terjadi jika ia melakukan sebuah “movement.”

-Fase ketiga, terjadi tindakan yang sangat krusial yaitu keinginan untuk keluar dari komitmen yang sudah dijalani dan membuatnya merasa terjebak. Hal ini menimbulkan kebingungan peran internal dan eksternal yang memunculkan motivasi untuk melarikan diri. Kemudian, ia melepaskan diri dari komitmen tersebut dan mengalami periode ‘menyendiri’ untuk mencari tahu siapa dirinya dan apa tujuan hidupnya.

-Fase keempat, ditandai dengan mulai membangun pondasi baru di mana individu dapat mengendalikan arah tujuan hidupnya.

-Fase kelima, membangun komitmen baru yang sesuai dengan minat dan nilai moral yang dipercaya individu tersebut.

Tanda-tanda Quarter Life Crisis yang bisa diketahui mahasiswa yakni:

1. Merasa bingung apa yang harus dilakukan dengan hidup dan berusaha mencari tahu apa yang hilang.

2. Mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan.

3. Merasa kurang termotivasi.

4. Merasakan ketegangan antara memilih kehidupan petualangan atau menetap menjadi dewasa.

Quarter-life crisis disebabkan oleh beberapa sumber stres (stressor) seperti:

-kebingungan identitas

-Dunia pekerjaan dan karier

-Frustasi dengan suatu hubungan romantis

-Insecurity dan kecemasan terhadap masa depan

-Kekecewaan atas sesuatu

-Tekanan berupa ekspektasi dari orang lain

Meskipun terasa sangat berat, quarter-life crisis merupakan waktu yang tepat untuk mengevaluasi kembali hidup yang dijalani individu dan mulai membuat keputusan yang lebih baik. Berikut ini adalah 8 hal yang dapat dilakukan dalam menghadapi krisis setengah abad ini:

•Kenali diri sendiri lebih dalam, lakukan self-love

•Sadari bahwa ini adalah fase yang normal

•Carilah dukungan dari lingkungan yang tepat

•Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

•Kembangkan minat dan bakat yang dimiliki

•Buat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang

•Mencoba hal-hal baru

•Be patient, trust the process, and responsibility

Kemudian ada juga langkah lain untuk mengatasi kondisi Quarter Life Crisis seperti:

1. Bersabar dengan proses diri karena setiap orang memiliki jangka waktu yang berbeda-beda untuk meraih kesuksesan.

2. Jauhkan diri dari dampak negatif karena terjerumus ke dalam pergaulan toxic akan merugikan dan merusak ketenangan pikiran.

3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain, lihatlah kesuksesan orang lain sebagai motivasi.

4. Bersyukur dengan pencapaian hari ini untuk mencapai ketenangan batin.

5. Hiduplah di masa sekarang karena masa lalu tidak bisa diubah. Fokus untuk hari ini dan masa depan.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

ecdd6ace-3ee6-4032-90f1-52ba5fe9b0fa