Pengantar Analisis Penalaran Deduktif

  • Post author:
  • Post category:Filsafat
  • Post last modified:October 8, 2021
  • Reading time:10 mins read
5
(1)

Ditulis oleh Adinda Salwa Fajriati, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Djuanda

Pendahuluan

Filsafat serta ilmu pengetahuan merupakan nalar peradaban manusia yang silih berkaitan erat. Manusia melaksanakan amanah selaku khalifah serta hamba Allah, tidak hanya oleh agama dia pula dituntun oleh filsafat serta ilmu pengetahuan (1). Manusia merupakan makhluk hidup yang sempurna, seperti itu ungkapan yang kerap kita dengar dalam kehidupan setiap hari . Manusia selaku ciptaan Allah yang sangat sempurna memanglah mempunyai banyak kelebihan dibandingkan makhluk yang lain. Selaku ciptaan- Nya yang sempurna manusia dibekali ide serta pengetahuan untuk dapat berkembang berbeda dengan hewan yang mempunyai ide serta pengetahuan tetapi hanya sebatas untuk mempertahankan dirinya. 

Manusia memiliki kemampuan untuk menalar, yang berarti berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam bernalar adalah memiliki bahasa untuk menyampaikan hasil pemikiran abstraknya, sehingga manusia tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga dapat mengembangkannya. Karena kelebihan-kelebihan ini, Aristoteles memberi manusia dengan identifikasi “animal rationale” (2).

Dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, manusia telah melupakan logika berpikir dan merumuskan aturan. Kebanyakan dari orang-orang ini tidak menyukai logika, berpikir sesuka hati, dan menginginkan hal-hal yang sederhana dan praktis. Akibatnya banyak terjadi pelanggaran di masyarakat. Hal yang logis biasanya mudah untuk kita pahami, namun terkadang hal yang tidak logis membuat pikiran dan hati kita sulit untuk menerimanya. Dalam banyak hal, kita sering menjumpai berbagai kejadian yang kita anggap tidak logis, misalnya ada orang yang menggelapkan miliaran bahkan triliunan rupiah, tetapi secara hukum sama dengan mencuri ayam. Ada juga yang sudah jelas terbukti bersalah tetapi tidak terkena hukum.

Pembahasan

Penalaran adalah proses berpikir di mana kesimpulan yang dicapai dalam bentuk pengetahuan. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang berpikir, merasa, dan bertindak. Sikap dan tindakan mereka didasarkan pada pengetahuan yang diperoleh melalui cara merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang berhubungan dengan kegiatan berpikir, bukan pengetahuan yang berhubungan dengan perasaan, walaupun seperti yang dikatakan Pascal, hati juga memiliki logikanya sendiri. Namun, kita harus menyadari bahwa tidak semua kegiatan berpikir didasarkan pada penalaran. Oleh karena itu, penalaran adalah sejenis kegiatan berpikir yang menarik kesimpulan dan mencari kebenaran. Agar pengetahuan yang dihasilkan oleh penalaran memiliki dasar kebenaran, proses berpikir harus dilakukan dengan cara tertentu. Jika kesimpulan dicapai menurut metode tertentu, kesimpulan dianggap benar. Cara menarik kesimpulan ini disebut logika.

Penalaran adalah proses berpikir yang menarik kesimpulan berupa pengetahuan. Adib berpendapat bahwa penalaran adalah cara berpikir yang menggabungkan dua gagasan atau lebih untuk memperoleh pengetahuan baru dengan menitikberatkan pada prinsip-prinsip berpikir, yaitu prinsip yang sama, prinsip kontradiksi, prinsip pengecualian, dan prinsip kompromi. Jadi penalaran adalah sejenis proses berpikir, yang menggabungkan dua atau lebih pemikiran untuk menarik kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan.

Logika merupakan ketentuan formal untuk memeperoleh pengetahuan yang benar(3). Prinsip penalaran menurut Aristoteles terdapat 3 ialah prinsip bukti diri ialah suatu perihal merupakan sama dengan halnya sendiri, prinsip kontradiksi ialah suatu yang tidak bisa bersamaan dengan perihal itu serta bukan perihal itu pada waktu yang bertepatan serta prinsip eksklusi tertii ialah prinsip penyisihan jalur tengah ataupun prinsip tidak terdapatnya kemungkinan ketiga (4). Ada dua macam penalaran(5) yaitu:

Penalaran langsung

Penalaran Langsung ialah penalaran yang langsung mengambil kesimpulannya. Penalaran langsung ditarik dari dasar pemikiran saja. Penarikkan konklusi secara langsung bisa memberikan penjelasan yang lengkap tentang proposisi yang diberikan, dengan cara melaporkan secara gamblang apa yang sudah dinyatakan secara implisit didalam premis.

Penalaran tidak langsung

Penalaran tidak langsung merupakan penarikan kesimpulan atas lebih dari satu proposisi serta akhirnya ditarik dari 2 premis.

Dalam kamus universal Bahasa Indonesia, penalaran berasal dari kata nalar yang berarti pertimbangan baik, budi pekerti serta ide budi. Dari penafsiran tersebut ada kata ide yang artinya fasilitas untuk berfikir. Keahlian menalar hanya di miliki oleh manusia. Dengan keahlian menalar manusia bisa meningkatkan pengetahuan lain yang semakin hari terus menjadi tumbuh. Dari pengetahuan hasil penalaran, manusia bisa memastikan nilai moral, etika serta estetika. Tujuan manusia meningkatkan pengetahuan merupakan untuk menanggulangi serta menempuh tantangan hidup. Pengetahuan yang didapat dari hasil penalaran akan terus tumbuh. Aspek yang menimbulkan pengetahuan tumbuh dengan pesat merupakan bahasa sebab bahasa ialah fasilitas komunikasi yang sangat efisien dalam kehidupan manusia yang bermanfaat untuk mengantarkan data serta jalur fikiran yang melatar belakangi data tersebut kepada orang lain, baik secara lisan ataupun tulisan.

Penalaran ialah aktivitas berfikir yang mempunyai ciri tertentu dalam menciptakan kebenaran. Karekteristik tersebut diisyarati dengan pola berfikir yang runtut dengan memakai kaidah- kaidah yang baku. Sebaliknya Logika bisa di simpulkan tentang penalaran serta ilmu berfikir. Jadi ilmu logika merupakan satu ilmu pengetahuan yang dibicarakan tentang aturan-aturan berfikir serta bekomunikasi, supaya dengan ketentuan tersebut bisa diambil kesimpulan yang benar.

Dalam penalaran logika dipecah atas 2 faktor, deduktif serta induktif. Penalaran deduktif kadangkala diucap logika, deduktif merupakan penalaran yang membangun ataupun mengevaluasi alasan deduktif. Alasan dinyatakan deduktif bila kebenaran dari kesimpulan ditarik ialah konsekuensi logis dari premisnya. Alasan deduktif dinyatakan valid ataupun tidak valid, bukan benar ataupun salah. Suatu alasan deduktif dinyatakan valid bila akhirnya ialah konsekuensi logis dari premisnya. Logika selaku teori penyimpulan, berlandaskan pada sesuatu konsep yang dinyatakan dalam wujud kata ataupun sebutan, serta bisa diungkapkan dalam wujud himpunan sehingga tiap konsep memiliki himpunan, memiliki keluasan. 

Dengan dasar himpunan segala aspek penalaran dalam logika pembuktiannya mengenakan diagram himpunan, dan ini  pembuktian secara formal apabila diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan cocok. Logika deduktif berdialog tentang ikatan bentuk- bentuk statment saja yang utama terlepas isi apa yang dijabarkan sebab logika deduktif diucap pula oleh logika resmi. Logika induktif merupakan sistem penalaran yang menelaah prinsip- prinsip penyimpulan yang legal dari beberapa perihal spesial hingga pada sesuatu kesimpulan universal yang bertabiat boleh jadi. Logika ini kerap diucap pula logika material, ialah berupaya menciptakan prinsip- prinsip penalaran yang tergantung kesesuaiannya dengan realitas, oleh sebab itu akhirnya hanya keboleh- jadian, dalam makna sepanjang kesimpulan tidak terdapat fakta untuk menyangkalnya hingga kesimpulan itu benar, serta tidak bisa dikatakan tentu.

Indikator penalaran deduktif diantaranya adalah: 1) memahami masalah; 2) merencanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu; 3) melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu; 4) menarik kesimpulan secara deduktif (6). Terdapat tiga indikator yaitu: 1) Membuat pernyataan umum, yang mengacu pada keseluruhan himpunan atau klasifikasi benda 2) Membuat pernyataan khusus tentang satu atau beberapa anggota himpunan atau klasifikasi yang mengacu pada pernyataan umum 3) Membuat deduksi yang dilakukan secara logis ketika pernyataan umum diterapkan pada pernyataan khusus(7). Dalam penelitian ini indikator penalaran deduktif yang digunakan oleh peneliti adalah 1) memahami masalah; 2) merencanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu; 3) melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu; 4) menarik kesimpulan.

Berfikir ialah suatu proses, proses berfikir ini diucap bernalar. Dalam bernalar umumnya manusia melaksanakannya dengan memakai bermacam anggapan untuk menarik kesimpulan. Setiap makluk hidup di dunia ini, manusia serta hewan, mempunyai otak. Sebab mempunyai otak manusia serta hewan sanggup berpikir. Karena sanggup berpikir manusia serta hewan sanggup menciptakan pengetahuan, dimana pengetahuan ini digunakan untuk mengubah mutu hidupnya. Pada dasarnya hewan juga mempunyai pengetahuan, tetapi pengetahuannya dihasilkan lewat proses berpikir tanpa penalaran, sehingga khasiat pengetahuannya sangat terbatas hanya untuk kelangsungan hidupnya.

Penalaran deduktif pula ialah metode berfikir yang bertolak dari statment yang bertabiat universal untuk menarik kesimpulan yang bertabiat spesial, dengan demikian aktivitas berfikir yang bertentangan dengan induksi. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini memakai pola berpikir yang diucap silogisme. Silogisme merupakan proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme terdiri atas 2 statment serta suatu kesimpulan. Kedua statment itu diucap premis mayor (yang term nya jadi predikat) serta premis minor (yang term nya jadi subjek). Penalaran deduktif ialah salah satu metode berpikir logis serta analitis, berkat pengamatan yang terus menjadi sestimatis serta kritis, dan kian bertambahnya pengetahuan yang diperoleh, lambat laun manusia berupaya menanggapi permasalahan dengan metode rasional dengan meninggalkan metode irasional ataupun mitos. Pemecahan secara rasional berarti memakai rasio( energi pikir) dalam usaha mendapatkan pengetahuan yang benar. Mengerti yang mendasarkan rasio untuk mendapatkan kebenaran itu diucap oleh faham rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan kalangan rasionalis kerap memakai penalaran deduktif.

Kesimpulan

Bersumber pada penjelasan diatas hingga bisa disimpulkan penalaran deduktif merupakan sesuatu proses penarikan kesimpulan dari perihal yang universal ke perihal yang spesial. Keahlian menalar yang di miliki manusia membuat manusia sanggup meningkatkan pengetahuan jauh lebih maju dari pada hewan. Apalagi manusia merupakan salah satunya makluk yang meningkatkan pengetahuannya secara serius di bumi ini. Manusia mengenali mana yang benar serta mana yang salah, mana yang baik serta mana yang kurang baik, serta mana yang indah serta mana yang jelek.

Ada bermacam metode untuk melaksanakan penalaran, antara lain merupakan deduktif. Penalaran deduktif menarik kesimpulan secara logika dari premis yang diberikan. Dapat diketahui jika penalaran deduktif merupakan mengambil kesimpulan secara logika dari premis yang ada. Hasilnya tidak senantiasa dengan kenyataan kebenaran yang kita tahu. Deduksi ialah metode berpikir untuk melaksanakan penarikan kesimpulan dari peryataan universal jadi statment spesial. Penalaran deduktif memakai pola berpikir silogisme. Dari premis mayor serta premis minor setelah itu ditarik sesuatu kesimpulan. 

Daftar Pustaka

  1. Rusiana I. Filsafat Ilmu. Refika Aditama; 2015. 1 p. 
  2. Suhartono S. Sejarah Pemikiran Filsafat Modern. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media; 2005. 1 p. 
  3. Susanto. Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis. Jakarta: Bumi Aksara; 2013. 143 p. 
  4. Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara; 2013. 111–112 p. 
  5. Suriassumantri JS. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan; 2009. 156 p. 
  6. Rick, Barnett & Thomas C. Schaum’s Outlines Problem Solved Geometry Fourth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies; 2009. 18 p. 
  7. AKKOÇ B. Analisis Penalaran Deduktif atau Induktif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau darai Adversity Quotient. Αγαη. 2019;8(5):55. 
  8. Sobur HAK, Ushuluddin F, Sts I. LOGIKA PERSPEKTIF ILMU PENGETAHUAN. 2015;XIV(2):387–414. 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?