Ditulis oleh Widia Awalia, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Djuanda
Contents
PENDAHULUAN
Berawal dari pembahasan mengenai “Estetika Sangat Bermanfaat”, membuat saya bertanya-tanya, apakah benar estetika itu sangat bermanfaat? Saya jadi penasaran dan mencoba mencari tahu mengenai estetika itu sendiri dan apa saja yang membuatnya sangat bermanfaat. Secara umum pemberian nilai baik dan buruk atau indah dan jelek sudah menjadi kebiasaan bagi seseorang untuk menuangkan ekpresi yang dimunculkan dari apa yang dilihatnya. Nah, Cabang filsafat yang membicarakan hal tersebut dinamakan filsafat seni atau secara umum dikenal dengan istilah estetika. Dalam kehidupan manusia, seni itu menjadi faktor penting yang selalu hadir di seluruh aspek kehidupan. Seni dalam berbagai bentuk manifestasi dari rasa, karsa, dan karya manusia. Keindahan seni tidak hanya menggugah seseorang untuk menuangkannya dalam bentuk syair, puisi, nyanyian, tari, dan lukisan yang dipersembahkan kepada sesama manusia sebagai tanda cinta atau kagumnya. Namun, seni juga mampu melahirkan pengalaman religius sebagai simbol dari cinta dan hasrat untuk selalu dekat dengan Pencipta (Jujun S.Suriasumantri: 1986).
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata philos (cinta) dan sophos (kebijaksanaan). Kebijaksanaan adalah mengetahui secara mendalam, cerdas, adil, penuh pertimbangan, dan tidak “liar” (Asmoro Achmad : 2014). Menurut istilah filsafat, kebijaksanaan adalah mengetahui segala sesuatu yang di alam semesta, bahkan di luar jangkaun indra manusia. Philo adalah cinta yang mengandung arti seluas-luasnya, suatu keinginan yang hendak dicapai oleh manusia, sedangkan shopos artinya kebijaksanaan dalam arti luas, yaitu pandai, mengerti dengan mendalam, bersikap adil, santun, dan tidak mudah berubah sikap (konsisten), (Muhammad Alfan: 2013).
Estetika sendiri adalah cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Estetika adalah pembicaraan yang sudah dilakukan oleh para filosof-filosof zaman yunani dulu (klasik). Namun demikian, estetika ini perkembangannya sampai sekarang kurang dapat perhatian, kurang berkembang di bandingkan dengan aspek yang lain seperti logika, metafisika, etika. Definisi keindahan tidak selalu sama dengan definisi seni. Atau berarti seni tidak selalu dibatasi oleh keindahan. Keindahan itu meliputi; keindahan alam dan keindahan buatan manusia yang pada umumnya kita sebut kesenian. Sedangkan faktanya estetika sangat kurang dibicarakan dalam pembahasan-pembahasan filsafat. Padahal manusia sekarang ini, pada zaman ini hidup dalam produk-produk yang menawarkan keindahan. Keindahan itu sekarang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang itu tambah bernilai karena ada sentuhan keindahan (estetika)
PEMBAHASAN
Estetika dari kata Yunani ‘aesthesis’ atau pengamatan adalah cabang filsafat yang berbicara tentang keindahan. Obyek dari estetika adalah pengalaman akan keindahan. Dalam estetika yang dicari adalah hakekat dari keindahan, bentuk- bentuk pengalaman keindahan (seperti keindahan jasmani dan keindahan rohani, keindahan alam dan keindahan seni), diselidiki emosi-emosi manusia sebagai reaksi terhadap yang indah, yang agung, yang tragis, yang bagus, yang mengharukan, dan sebagainya. Dalam estetika dibedakan menjadi estetika deskriptif dan estetika normatif. Estetika deskriptif adalah menggambarkan gejala – gejala pengalaman keindahan, sedangkan estetika normatif mencari dasar pengalaman itu. Misalnya ditanyakan apakah keindahan itu akhirnya sesuatu yang obyektif (terletak dalam lukisan) atau justru subyektif (terletak dalam mata manusia sendiri).
Alexander Baumgarten menyiptakan istilah pada tahun 1750 untuk mengajukan pendekatan filosofisnya yang baru, yaitu mempelajari “cara berpikir secara indah” (ars pulchre cogitandi). Dia berargumen bahwa apresiasi atas keindahan adalah titik akhirdari pengalaman estetik.Orang bisa merasakan keindahan dalam banyak hal, mulai dari objek-objekalam sampai dengan karya seni yang mengandung ketrampilan tinggi, dan estetika adalah studi tentang bagaimana pikiran melihat objek yang indah. Baumgarten mendalilkan bahwa sifat fisik tertentu dari sebuah objek bisa membangkitkan rasa keindahan, akantetapi pengalaman itu sendiri adalahkejadian hanyapada tingkat pikiran.Banyak orang berpendapat bahwa tujuan tunggal seni adalah untuk membuat objek yang membangkitkan perasaankeindahan – yaitu, untuk menanamkan tanggapan estetik. (Baumgarten A G :1961/1750)
Sedangkan dari referensi yang saya baca mengenai arti estetika secara historis adalah estetika yang dipelajari dari segi sejarahnya dan diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi keidupan manusia. Secara ilmiah artinya estetika dipelajari diuji dan dikaji seperti halnya ilmu pengetahuan. Secara teoritis artinya dengan menggunakan teori-teori atau dalil-dalil serta pendapat-pendapat dari para filsuf atau ilmuwan di dalam pembahasan estetika secara empiris dan ilmiah. Pendekatan studi secara informatif yaitu dengan mendapatkan masukan atau informasi mengenai sesuatu hal ,baik lewat media massa, ilmu pengetahuan, empiri maupun pendapat masyarakat. Pendekatan studi filosofis diharapkan mampu mencari dan menemukan esensi atau substansi dari keindahan itu. Keindahan tumbuh karena kesadaran kita, keindahan tumbuh karena kekaguman. Keindahan juga tirnbul karena kekuatan pikir dan daya khayal yang di dorong oleh perasaan manusia.
Maka dapat disimpulkan dari arti diatas kalau Estetika itu mempunyai arti kalau Estetika itu sebagai cabang ilmu yang berhubungan dengan segala sesuatu yang indah, kalau lebih singkatnya kalau filsafat estetika itu yang berhubungan dengan persoalan seni, maka secara khusus dinamakan filsafat seni. Seni itu bermacam-macam mulai dari seni musik, tari, Bahasa, dan lainnya.
Sekarang membahas seperti judul diatas “Anda Tidak Akan Pernah Berpikir Bahwa Mengetahui Estetika Bisa Sangat Bermanfaat!” maka seperti judulnya, mengapa tidak ada yang pernah berfikir kalau estetika itu sangat penting dan bermanfaat? Seperti yang sudah dijelaskan dalam pendahuluan kalau manusia pada zaman ini kurang dalam berbicara pembahasan filsafat. Padahal faktanya mereka hidup dalam produk-produk yang menawarkan keindahan. Keindahan itu sekarang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang itu tambah bernilai karena ada sentuhan keindahan (estetika) yang dengan begitu membuatnya secara tidak langsung memberitahu manfaat dari estetika itu sendiri hanya saja masih banyak yang tidak menyadari. Apakah fakta yang ada seperti ini masih membuat ragu berfikir akan manfaat estetika itu?
Contoh lainnya pada estetika musik, yang dimana dianggap sebagai filsafat keindahan musik. Walaupun sebenarnya estetika musik itu tidak terpatok pada keindahannya saja, namun ada juga dari setiap karya, lewat ekspresi saat mendengarkan sebuah musik. estetika musik sangat berpengaruh juga bagi generasi milenial saat ini, selera musik yang ada dan diminati di kalangannya. Estetika musik sebenarnya memiliki manfaat sebagai suatu pandangan yang bertujuan mempersepsi sebuah karya musik dengan baik sesuai nilai-nilai yang terkandung didalamnya. musik yang berunsur digital dipersepsikan menjadi suatu aspek estetika oleh kalangan generasi milenial. estetika musik tidak hanya menyangkut soal rasa, akan tetapi juga masalah yang berorientasi pada kemajuan suatu teknologi musik. kalau disimpulkan estetika musik itu tidak bisa dipisahkan dari estetika secara umumnya yang berkaitan dengan musik, dari sana masih banyak yang sering sekali kesulitan dalam membahas nilai estetikanya, karena banyak dari kita lebih menjadi penikmat lagu daripada mengetahui maknanya.
Contoh lainnya pada estetika seni dalam agama, mengapa ini dijelaskan? karena pada estetika ini memiliki banyak kontirbusi yang cukup baik seperti dengan adanya nilai estetika agama ini kita bisa menilai tentang apa yang dianggap baik dan buruknya, serta nilai- nilai agama yang kita daoatkan untuk memperkaya kehidupan melalui pendekatan estetik terhadap fakta yang mengungkap deimensi lain dari kehidupan. nah seni disini bertujuan untuk mengungkapkan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Lewat pengalaman pribadi-pribadi orang lain manusia dapat menemukan esensi pengalaman yang sama dalam diri masing-masing. Pengalaman estetis dalam seni identik dengan pengalaman religius dalam agama. Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengalaman estetis mampu membawa manusia pada pengalaman religius.
Sudah ada tiga contoh yang diberikan mengenai manfaat estetika, dari bergunanya untuk kehidupan sehari- hari seperti barang yang menunjukan keindahan, dilanjut dengan manfaat yang ada di estetika musik yang membuatnya cukup memengaruhi anak- anak milenial seperti sekarang ini, musik atau karya yang dibuat pasti memiliki maknanya tersendiri dengan begitu banyak estetika yang digunakan baik; rasa, nada, instrument dan sebagainya. Di sambung dengan estetika yang melekat pada agama, estetika ini sangat terlihat. Karena banyak pelajaran dan pengajaran yang didapatkan. Mulai dari tingginnya rasa toleran terhadap sesama, dapat membedakan baik dan buruknya, dan banyak lagi yang didapatkan.
Contoh diatas itu membuktikan jika memang benar kalau orang – orang masih belum sadar dan berfikir kalau estetika itu sangat bermanfaat bagi kehidupan kita apa lagi di zaman ini, semua membutuhkan estetika baik dalam berpakaian, musik, tari, dan lainnya. Alasan utama masih banyaknya tidak tahu estetika filsafat ini karena estetika sangat kurang di bicarakan, pembahasan seperti ini sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah dibicarakan. Namun dengan tanpa sadarnya kita semua sangat membutuhkan estetika diera sekarang ini sebagai sentuhan keindahan agar lebih mudah dan enak dipandang.
PENUTUP
Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Estetika itu mempunyai arti kalau Estetika itu sebagai cabang ilmu yang berhubungan dengan segala sesuatu yang indah, kalau lebih singkatnya kalau filsafat estetika itu yang berhubungan dengan persoalan seni, maka secara khusus dinamakan filsafat seni. Seni itu bermacam-macam mulai dari seni musik, tari, Bahasa, dan lainnya.
Manusia itu sebagai makhluk berpikir, tentu dalam hidupnya tidak bisa lepas dari aktifitas berpikir. Manusia berpikir saat menginginkan sesuatu agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannnya baik kebutuhan jasmaniah atau rohaniah. Berfikir yang memiliki banyak macam salah satunya berpikir kritis atau pemikiran kritis sesuatu keharusan bagi setiap orang untuk memilikinya.
Pemikiran estetika sendiri berawal dari kecintaan manusia terhadap keindahan yang melekat pada bendanya sendiri hingga menuju sisi diluar benda itu sendiri; rohaniah. Keindahan juga akhirnya ditemukan tidak memiliki patokan tertentu seperti seorang wanita yang cantik tidak selalu harus putih dan berhidung mancung, walaupun pandangan tersebut adalah pandangan yang agreeable untuk kebanyakan orang. Sisi ekstrinsik estetika sendirilah yang menyebabkan stereotype tersebut hingga kehidupan sosial manusia sempat terusik oleh berbagai issue sosial seperti rasisme dan pandangan sebelah mata terhadap bentuk tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
- Asmoro Achmadi, (2014) Filsafat Umum, (Jakarta: Rajawali Pers,
- Baumgarten, A. G. (1961/1750). Aesthetica. Olms, OK: Hildesheim.
- Jujun S.Suriasumantri (1986) Ilmu Dalam Perspektif Moral, Sosial, dan Politik. Jakarta: Gramedia
- Mansur, Rosichin. 2019. “Filsafat Mengajari Manusia Berpikir Kritis.” Elementeris : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam 1(2): 29.
- Muhammad Alfan, (2013) Pengantar Filsafat Nilai, (Bandung: CV Pustaka Setia.
- Nugraha, Dhanu Dwi. 2019. “UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.” Computers in Human Behavior 63(May): 9–57. http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.008. (Nugraha 2019)
- Saputri S (2021) Filsafat Seni dan Estetika Menurut Hazrat Inayat Khan. http://repository.iainbengkulu.ac.id/5449/
- Sukantina, Sukatmi. 2017. “Nilai-Nilai Keindahan Dan Keindahan Musik.” Keindahan Musik: 7–17. https://media.neliti.com/media/publications/222967-nilai-nilai-keindahan-dan-keindahan-musi.pdf.
- Van Coller, Sunel. 2019. “Filsafat Estetika.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9): 1689–99.
- Purba, Berehme Adyatmo. 2019. “ESTETIKA MUSIK PADAGENERASI MILENIAL Berehme Adyatmo Purba Dosen Institut Agama Kristen Negeri Manado.”
Awalia, W (2021 Agustus 3) Anda Tidak Akan Pernah Berpikir Bahwa Mengetahui Estetika Bisa Sangat Bermanfaat!. Retrieved from https://mitrapalupi.com/anda-tidak-akan-pernah-berpikir-bahwa-mengetahui-estetika-bisa-sangat-bermanfaat
Pingback: Filsafat – Mitra Palupi