10 Alasan Mengapa Logika itu Penting

  • Post author:
  • Post category:Filsafat
  • Post last modified:October 8, 2021
  • Reading time:10 mins read
0
(0)

Ditulis oleh Siti Annisa Qisthi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Djuanda

Latar Belakang

Kata logika atau logis sangat akrab dengan kita. Kita sering berbicara tentang prosedur yang logis sebagai lawan dari prosedur yang tidak logis, penjelasan yang logis sebagai lawan dari penjelasan yang tidak logis, pikiran yang logis sebagai lawan dari pikiran yang tidak logis, tindakan yang logis sebagai lawan dari tindakan yang tidak logis. Dalam contoh-contoh tersebut kata logis dipakai dalam arti yang sama dengan masuk akal, dapat dimengerti.

Untuk mengerti apa sesungguhnya logika, kita harus mempelajarinya secara teratur dan sistematis. Mempelajari logika berarti mempelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang dipakai untuk membedakan penalaran yang tepat (valid) dari penalaran yang tidak tepat (valid). Itu tidak berarti bahwa mempelajari logika merupakan satu-satunya cara yang membuat orang bernalar secara tepat. Akan tetapi, orang yang telah mempelajari logika lebih mungkin bernalar secara tepat daripada kalau tidak mempelajari logika.

Logika tidak memberikan jaminan bahwa kita akan selalu sampai pada kebenaran karena kepercayaan-kepercayaan yang menjadi titik tolak kita kadang -kadang salah. Namun dengan mengikuti prinsip-prinsip yang tepat, kita perlu mengulang kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.(1)

Pengertian Logika Secara Etimologis Dan Terminologis 

Logika berasal dari bahasa Latin logos yang berarti “perkataan”. Istilah logos secara etimologis sebenarnya diturunkan dari kata sifat logike: “Pikiran” atau “kata”. Istilah Mantiq dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja Nataqa yang berarti “berkata” atau “berucap”. 

Istilah dari logika, dilihat dari segi etimologis, berasal dari kata Yunani logos yang digunakan dengan beberapa arti, seperti ucapan, bahasa, kata, pengertian, pikiran, akal budi, ilmu. Dari kata logos kemudian diturunkan kata sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam percakapan kita sehari-hari. Orang berbicara tentang perilaku yang logis sebagai lawan terhadap perilaku yang tidak logis, tentang tata cara yang logis, tentang penjelasan yang logis, tentang jalan pikiran yang logis, dan sejenisnya. Dalam semua kasus itu, kata logis digunakan dalam arti yang kurang lebih sama dengan ‘masuk akal’; singkatnya, segala sesuatu yang sesuai dengan, dan dapat diterima oleh akal sehat. 

Dengan hanya berdasar kepada arti etimologis itu, apa sebetulnya logika masih belum dapat diketahui. Agar dapat memahami dengan sungguh-sungguh hakekat logika, sudah barang tentu orang harus mempelajarinya. Untuk maksud itu, kiranya tepat kalau, sebagai suatu perkenalan awal, terlebih dahulu dikemukakan di sini sebuah definisi mengenai istilah logika itu. 

Dalam bukunya Introduction to Logic, Irving M.Copi mendefinisikan logika sebagai suatu studi tentang metodemetode dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Dengan menekankan pengetahuan tentang metodemetode dan prinsip-prinsip, definisi ini hendak menggarisbawahi pengertian logika semata-mata sebagai ilmu. Definisi ini tidak bermaksud mengatakan bahwa seseorang dengan sendirinya mampu bernalar atau berpikir secara tepat jika ia mempelajari logika. Namun, di lain pihak, harus diakui bahwa orang yang telah mempelajari logika–jadi sudah memiliki pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berpikir secara tepat ketimbang orang yang sama sekali tidak pernah berkenalan dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasi setiap kegiatan penalaran. Dengan ini hendak dikatakan bahwa suatu studi yang tepat tentang logika tidak hanya memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir tepat, melainkan juga membuat orang yang bersangkutan mampu berpikir sendiri secara tepat dan kemudian mampu membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Ini semua menunjukkan bahwa logika tidak hanya merupakan suatu ilmu (science), tetapi juga suatu seni (art). Dengan kata lain, logika tidak hanya menyangkut soal pengetahuan, melainkan juga soal kemampuan atau ketrampilan. Kedua aspek ini berkaitan erat satu sama lain. Pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir harus dimiliki bila seseorang ingin melatih kemampuannya dalam berpikir; sebaliknya, seseorang hanya bisa mengembangkan keterampilannya dalam berpikir bila ia sudah menguasai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir. 

Namun, sebagaimana sudah dikatakan, pengetahuan tentang metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir tidak dengan sendirinya memberikan jaminan bagi seseorang dapat terampil dalam berpikir. Keterampilan berpikir itu harus terusmenerus dilatih dan dikembangkan. Untuk itu, mempelajari logika, khususnya logika formal secara akademis sambil tetap menekuni latihan-latihan secara serius, merupakan jalan paling tepat untuk mengasah dan mempertajam akal budi. Dengan cara ini, seseorang lambat-laun diharapkan mampu berpikir sendiri secara tepat dan, bersamaan dengan itu, mampu pula mengenali setiap bentuk kesesatan berpikir, termasuk kesesatan berpikir yang dilakukannya sendiri.

Logika itu sangat penting dalam khidupan seharihari, ini berkaitan dengan kemampuan kita bernalar. Beruntunglah kita sebagai manusia diberikan kemampuan penalaran..Jadi pada dasarnya, semua manusia itu secara tidak sadar pasti menggunakan logikanya dalam menjalani kehidupan. Nah, Logika berasal dari kata Yunani kuno λ?γος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. (Nah, istilah logis tuh biasa kita dengar bukan, kalau ada sesuatu yang janggal umunya kita mengatakan bahwa itu tidak logis). 

Selain definisi di atas logika juga sering disebut sebagai “jembatan penghubung” antar filsafat dan ilmu yang artinya teori tentang penyimpulan yang sah. Nah, penyimpulan yang sah ini sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga mampu dilacak kembali yang sekaligus juga benar. Logika bisa juga didefinisikan sebagai teori penyimpulan yang berlandaskan pada suatu konsep. Dia bisa dinyatakan dalam bentuk kata, istilah, maupun himpunan. Itulah sebabnya dalam psikotes atau tes IQ pasti ada bagian tes yang menguji kemampuan penalaran. Jadi dia mengukur seberapa dalam dan hebatkah kita menggunakan kemampuan penalaran ini.

Suatu pernyataan yang sering didengar dalam bahasa sehari-hari, seperti alasannya tidak logis, argumentasinya logis. Semua ungkapan tersebut dimaksudkan ingin menunjuk pada satu pengertian yang sama, bahwa logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya, yaitu tidak masuk akal. Apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan istilah logika itu? Mundiri mengutip beberapa pengertian logika sebagai berikut : 

  1. Mantiq dalam buku logic and language of education, disebut sebagai penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode berpikir benar. 
  2. Pengertian logika dalam kamus Munjid disebut sebagai hukum yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berpikir. 
  3. Prof. Thaib dalam ilmu Mantiq menyatakan, bahwa logika merupakan ilmu untuk mengerakkan pikiran pada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu kebenaran. 
  4. Irving M. Copi dalam Introduction to logics berpendapat, bahwa logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah. 

Semua pengertian logika yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan, bahwa logika merupakan ilmu yang mengajarkan aktivitas akal atau berpikir sebagai objek material, sedangkan bentuk dan hukum berpikir merupakan objek formal dari logika. (2)

Berikut Alasan Mengapa Logika Sangat Penting/ Manfaat Logika

Ilmu Mantik yang bertujuan membimbing manusia ke arah berfikir benar, logis, dan sistematis mempunyai manfaat yang banyak. Di antaranya dapat dikemukakan sebagai berikut : 

  1. Membuat daya fikir menjadi lebih tajam dan berkembang melalui latihan-latihan berfikir. Oleh karenanya akan mampu menganalisis serta mengungkap permasalahan secara runtut dan ilmiah. 
  2. Membuat seseorang berfikir tepat sehingga mampu meletakkan sesuatu pada tempatnya dan mengerjakan sesuatu tepat pada waktunya (berfikir efektif dan efisien).
  3. Membuat seseorang mampu membedakan alur pikir yang benar dan alur pikir yang keliru, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang benar dan terhindar dari menarik kesimpulan yang keliru. 
  4. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
  5. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
  6. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri. 
  7. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis 
  8. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan. 
  9. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
  10. Melatih kekuatan akal pikiran dan perkembangannya dengan latihan dan selalu membahas dengan metode-metode berpikir.(2)

Kesimpulan

Logika sebagai suatu studi tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang yang tidak tepat. Dengan menekankan pengetahuan tentang metode-metode dan prinsip-prinsip. Pernyataan ini tidak bermaksud mengatakan bahwa seseorang dengan sendirinya  mampu bernalar atau berfikir secara tepat jika ia mempelajari logika. Namun, dilain pihak, harus diakui bahwa orang yang telah mempelajari logika, sudah memiliki pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip –prinsip berfikir yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berfikir secara tepat ketimbang orang yang sama sekali tidak pernah berkenalan dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasi setiap kegikatan penalaran.

Logika juga sering disebut dengan “jembatan penghubung” antar filsafat dan ilmu yang artinya teori tentang penyimpulan yang sah. Suatu pernyataan yang sering yang sering didengar dalam bahasa sehari-hari, seperti alasannya tidak logis, argumentasinya logis. Semua ungkapan tersebut dimaksudkan ingin menunjuk pada satu pengertian yang sama, bahwa logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah sebaliknya, yaitu tidak masuk akal. 

Dengan ini hendak dikatakan bahwa suatu studi yang tepat tentang logika tidak hanya memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip- prinsip berpikir tepat, melainkan juga membuat orang yang bersangkutan mampu berpikir sendiri secara tepat dan kemudian mampu membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat, ini semua menunjukan bahwa logika tidak hanya merupakan suatu ilmu (science), tetapi juga suatu seni (art). Dengan kata lain, logika tidak hanya menyangkut soal pengetahuan, melainkan juga soal kemampuan atau keterampilan.

Referensi

  • 1. Pengantar K. Makalah pengertian logika. 2021; 
  • 2. Hidayat AR. Filsafat Berfikir: Teknik-teknik Berfikir Logis Kotra Kesesatan Berpikir. Vol. 53, Duta Media. 2013. 1689–1699 p. 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?